"Memang benar tidak semua kejujuran itu indah, namun bisa dipastikan bahwa kejujuran akan membawa suatu hal yang luar biasa dalam hidup. Kejujuran tidaklah semata-mata atas apa yang dapat dilihat dan dinilai oleh orang lain, namun yang paling penting, kejujuran akan kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan"

Didorong oleh kerinduan yang dalam, Bunda Elisabeth berdoa dan berharap tiada henti agar diperkenankan terlibat dalam karya keselamatan Allah. Kini setelah semuanya itu terjadi, semangat juang dan ketulusan berbakti untuk Tuhan dan sesama menjadi roh bagi karya para Suster CB bersama mitra kerasulannya. Dalam rasa syukur atas rahmat Allah itu, Panitia Yubileum 175 Tahun CB dan 60 Tahun Yayasan Tarakanita melaksanakan berbagai kegiatan sebagai bentuk keterlibatan dan berbagi kasih, sekaligus menjadi wahana berefleksi dalam menghayati semangat pelayanan dalam konteks jaman.

29 April 2012, Kongregasi CB tepat berusia 175 tahun, dan Yayasan Tarakanita merayakan 60 tahun berdirinya, menjadi salah satu bukti terjelmanya semangat dan cinta Bunda Elisabeth, secara khusus dalam bidang pendidikan. Cita-cita memberdayakan sesama melalui pendidikan menjadi semangat dasar didirikannya banyak sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Tarakanita, berpacu dalam deru arus waktu peradaban, di tengah-tengah berbagai kesulitan dan tantangan, “Allah yang maha baik memberkati karya kami... semua orang yang berbudi puas akan hal itu” (EG.24).

Tim Indonesia (terdiri dari 12 siswa SMP dan SMA) kembali unjuk gigi di “The 19th International Conference of Young Scientists” (ICYS) di Nijmegen, Belanda 16 sampai 21 April 2012. Sebelas (11) penghargaan  berupa 1 medali emas, 2 medali perak, 4 medali perunggu dan 4 penghargaan khusus berhasil diraih dalam ICYS ke-19 yang diikuti oleh 22 negara dari kawasan Asia, Eropa, Timur Tengah dan Amerika Latin ini.

“Weleh...weleh... hari gini tidak mandi?” tanyaku dalam hati penuh rasa heran... Saat itu juga si anak disuruh mandi oleh wali kelasnya... Aku meminta Pak Rudi membelikan celana dan kaos dalam di mini market dekat sekolah. Sedangkan seorang teman lain menyiapkan sabun mandi, sikat gigi dan pasta gigi. Setelah membersihkan diri, siswa tersebut masuk ke kelas lagi untuk belajar bersama-sama teman yang lainnya...”