Article Detail

Rekor MURI untuk Tarakanita: Sekolah Pelopor Pengguna Batik Karya Sendiri

YOGYAKARTA, Tarakanita – Yayasan Tarakanita memperoleh penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai Penyelenggara Pengguna Program Batik Karya Sendiri di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta. Penghargaan tersebut diserahkan di sekolah yang berada di Jalan Dagen no. 32, Yogyakarta, saat peringatan Hari Batik Nasional, Selasa (2/10).

Yayasan Tarakanita merupakan satu dari tiga penerima penghargaan rekor MURI selain GPH. Prabu Kusumo sebagai pemrakarsa dan SMP Stella Duce 1 sebagai sekolahpelopor pengguna batik karya sendiri. Ketua BPH Yayasan Tarakanita, Sr. Elsa Marjudah, CB dalam sambutan tertulisnya mengungkapkan bahwa batik merupakan produk budaya dengan karakter yang kuat. Sejarahnya menggambarkan betapa warisan budaya itu memiliki keunikan dan filosofi yang sangat dalam. Bentuk, ornamen, dan komposisi warna yang dihasilkan dari kecermatan, ketelitian dan penjiwaan, menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan yang syarat dengan etika dan estetika.

  

Tradisi membatik di SMP Stella Duce 1 sendiri telah dimulai sejak 1985 dan terus dilestarikan hingga kini. Kepala SMP Stella Duce 1 Listyawati Sri Nugrahaningsih menyampaikan bahwa pelestarian tradisi membatik merupakan bagian dari pendidikan karakter bagi para peserta didik.
Apresiasi yang sangat besar bagi para peserta didik yang telah dengan tekun menyelesaikan setiap helai kain batik berukuran 1,5 hingga 2 meter dalam waktu sekitar 2 bulan. Kain yang mereka hasilkan selanjutnya dijahit menjadi seragam yang mereka pakai sendiri setiap hari Jumat.



Gerakan berbusana batik buatan sendiri yang juga mendapat dukungan dari GPH. Prabu Kusumo dan Sekar Jagad (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia) ini diapresiasi sebagai gerakan yang pertama kalinya ada di Indonesia, bahkan di dunia. Selain peserta didik, banyak juga guru/karyawan serta orang tua murid yang ikut belajar membatik.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment