Article Detail
REKOLEKSI PEJABAT STRUKTURAL KANTOR PUSAT: Menyeimbangkan antara pekerjaan kantor dan keluarga
Pada hari Minggu, (10/1/2016), Para Pejabat Struktural Kantor Pusat bersama pasangannya masing-masing mengikuti rekoleksi dari pukul 08.00-18.30 WIB. Rekoleksi yang diadakan di Tarakanita Development Center (TDC) Rawamangun ini dibimbing oleh Rm. Agung Prihartana, MSF, dan didampingi oleh Sr. Marie Yose, CB dan Sr. Laurentina CB. Kegiatan ini diawali dengan misa yang juga dipimpin oleh Romo .Agung. Rekoleksi menjadi hidup manakala dinamika bervariasi, dari menyimak pengantar, melihat tayangan, sharring, dinamika kelompok, senam otak, dan paling seru adalah ketikaada 3 kesempatan diminta masing-masing pasangan untuk saling mengungkapkan rasa sayang dengan bahasa mata dan bahasa tubuh, berpelukan,bergandengan, dsb.
Perlu kesadaran bahwa keseimbangan antara pekerjaan dengan keluarga adalah penting. Harapannya bahwa semangat kerja yang tinggi” sampai lembur-lembur,” tetapi tetap ada waktu untuk keluarga-istri/suami dan anak-anak. Tentu hal itu tidak diharapkan, seperti dalam tayangan video, bahwa sepulang kantor seorang tokoh, suami-yang sudah ditunggu oleh istri dan anak perempuannya-tetap disibukkan dengan urusan kantor via handphone, sehingga sapaan kepada istri hanya sambil lalu, pelukan sang putri dibalas dengan pelukan basa- basi sembari tetap berkomunikasi dengan rekan bisnis di seberang. Bahwa keluarga hendaknya dimaknai menjadi pilar penting dan pendukung dalam melaksanakan tugas panggilan dalam sektor pekerjaan apapun. Karena menjadi pilar dan pendukung itulah maka waktu dengan keluarga harus kembali dibangun dan dimaknai. Di sana ada dialog, komunikasi, mengerti, bahkan saling curhat tentang pekerjaan di kantor adalah pernik-pernik indah dalam menjembati “kubu pekerjaan kantor dan kubu keluarga di rumah.”
Gejala munculnya gap, jurang antara dua kubu ini, untuk keluarga di Jakarta dan kota-kota besar menjadi kecenderungan saat ini. Kesibukan dan keragaman pekerjaan menuntut energi besar, waktu banyak, serta penyeselesaian serba cepat, kemacetan, jarak tempuh rumah sampai kantor, dsb. bisa-bisa menjadi pendorong seorang pekerja sukses di tempat kerja tetapi ada problem di keluarga atau sebaliknya. Landasan dalam menyikapi hal ini adalah apa yang diebut Kebajikan. Namun tentu kata kebajikan mudah diucapkan tetapi tidak mudah dilakukan. “Ada tujuh (7) ancaman yang sering mengelilingi kita sebagai keluarga maupun pekerja,”kata Romo Agung. Ketujuh ancaman tersebut adalah 1) kekayaan tanpa bekerja, 2) kepuasan tanpa kesadaran, 3)kekuasaan tanpa karakter, 4) bekerja tanpa etika, 5) ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan, 6) agama tanpa pengorbanan, dan 7) politik tanpa prinsip.
Dalam sambutan penutupnya selain berterima kasih kepada Rm.Agung atas pembimbingan, Suster Yose berharap bahwa apa yang didapat dalam satu hari ini tentu menjadi bermakna dan mulai bisa diterapkan oleh keluarga dan di tempat kerja yakni Kantor Pusat. Keluarga penuh syukur, keluarga karyawan Tarakanita.
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment