Article Detail

Forensic Science: Implementasi Konkrit Pembelajaran MIPA

Mempelajari dan menerapkan materi pelajaran Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi ternyata tidak selalu sulit dan rumit. Hal itu dibuktikan oleh empat kelompok eksperimen terpadu tingkat SMA Tarakanita dalam Olimpiade Sains Tarakanita Wilayah Jakarta dan Tangerang, Sabtu 16/2/13. Setelah mengikuti seleksi tertulis individual di hari pertama, para peserta dengan nilai tertinggi untuk masing-masing kategori pelajaran disatukan dalam kelompok eksperimen.

Masing-masing kelompok eksperimen diminta untuk memecahkan sebuah kasus pembunuhan dengan melakukan investigasi berdasarkan barang bukti yang ada. Barang bukti merupakan salah satu yang dapat dieksplorasi menggunakan pendekatan ilmu forensik. Ilmu forensik sendiri sangat membantu dalam pemecahan berbagai kasus kriminal karena menggunakan berbagai pendekatan ilmu sains.

Berdasarkan dugaan sementara terhadap tersangka dan barang bukti yang tertinggal di lokasi, kelompok diminta untuk mengidentifikasi siapakah si pembunuh, dengan apakah si pembunuh melakukan aksinya, bagaimana proses pembunuhan tersebut dilakukan, dan sudah berapa lama korban terbunuh. Dengan mengidentifikasi barang bukti berupa rambut, benang jahit, bulu hewan, katun, kapas, dan wol, kelompok diminta melakukan investigasi menggunakan pendekatan pelajaran matematika, kimia, fisika, dan biologi.

Selama dua jam, kelompok melakukan berbagai langkah investigasi yang diawali dengan penentuan waktu pembunuhan menggunakan larva lalat yang sering terdapat pada jenasah sebagai media perkembangbiakannya. Setelah itu, kelompok melanjutkan investigasi guna mengetahui siapa sebenarnya yang menjadi pembunuh dengan cara mengidentifikasi ketebalan rambut dengan menggunakan sinar laser, menentukan indeks bias serat dengan cairan pembanding indeks bias, melakukan pembakaran serat, dan analisis peluruhan untuk mengidentifikasi penyebab digunakannya racun oleh si pembunuh.

 
 
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment