Article Detail
Ayo Hemat Air: Kita BERBAGI untuk Generasi
Hari Air Sedunia (World Water Day) adalah perayaan yang ditujukan
sebagai usaha-usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih
dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang
berkelanjutan.
Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan ini di umumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil sebagaimana direkomendasikan oleh Konverensi PBB tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (UNCED).
Pasokan air di dunia meregang akibat perubahan iklim dan kebutuhan yang meningkat akan pangan, energi serta kebersihan dan kesehatan bagi penduduk yang terus bertambah. Studi PBB tersebut menjadi dasar seruan untuk secara bijak mengelola berbagai keperluan akan air. "Air segar tak dimanfaatkan secara berkelanjutan," kata Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova. Ditambahkannya, tuntutan dari sektor pertanian, yang sudah menyedot sebanyak 70 persen air segar yang digunakan secara global, tampaknya akan naik sebanyak 19 persen sampai 2050 saat penduduk dunia membengkak sebanyak dua miliar sampai sembilan miliar jiwa.
Isu serius ini akan berdampak pada kelangkaan pangan, seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk dunia. Meski demikian, banyak peristiwa di belahan bumi yang menyampaikan bahwa bukan hanya ledakan jumlah penduduk saja yang berdampak pada krisis pangan, tetapi juga kelangkaan air dan perubahan iklim. Perubahan iklim global banyak dituding sebagai salah satu penyebab penting terjadinya krisis air ini. Sirkulasi air secara global terpengaruh oleh adanya fenomena ini. Pola dan distribusi curah hujan sudah banyak berubah. Perubahan pola curah hujan yang terjadi dipastikan akan berimbas pada pola kekeringannya. Peningkatan suhu permukaan bumi juga menyebabkan menaiknya potensi penguapan air di permukaan tanah. Ini semua akan mempengaruhi sektor pertanian pangan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika tema World Water Day tahun 2012 ini adalah “Water and Food Securityâ€.
Bagaimana dengan negara kita?
PBB memproyeksikan bahwa tahun 2025 banyak Negara akan mengalami krisis air. Meskipun Indonesia termasuk 10 negara yang kaya air, tetapi negeri kita ini terancam menderita krisis air juga sebagai akibat dari lemahnya sistem pengelolaan pembangunan sumberdaya air dan lingkungan pada umumnya. Hal ini tercermin dari semakin menurunnya kualitas air baik air permukaan ataupun air tanah, fluktuasi debit air sungai yang sangat besar, inefisiensi dalam penggunaan air, dan regulasi yang masih sangat kurang mewadahi (lih. Dr Widodo Brontowiyono, Krisis Air dan Pangan, Kedaulatan Rakyat, 22 Maret 2012)
Marilah berbuat sesuatu demi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini secara lebih baik agar air dan pangan kita terjaga keberadaannya. Pengelolaan air yang bijak untuk menyelamatkan pangan dunia, tindakan kecil yang bijak dalam memakai air akan ikut menyelamatkan saudara kita yang lain dari kekurangan air dan pangan.
Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan ini di umumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil sebagaimana direkomendasikan oleh Konverensi PBB tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (UNCED).
Pasokan air di dunia meregang akibat perubahan iklim dan kebutuhan yang meningkat akan pangan, energi serta kebersihan dan kesehatan bagi penduduk yang terus bertambah. Studi PBB tersebut menjadi dasar seruan untuk secara bijak mengelola berbagai keperluan akan air. "Air segar tak dimanfaatkan secara berkelanjutan," kata Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova. Ditambahkannya, tuntutan dari sektor pertanian, yang sudah menyedot sebanyak 70 persen air segar yang digunakan secara global, tampaknya akan naik sebanyak 19 persen sampai 2050 saat penduduk dunia membengkak sebanyak dua miliar sampai sembilan miliar jiwa.
Isu serius ini akan berdampak pada kelangkaan pangan, seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk dunia. Meski demikian, banyak peristiwa di belahan bumi yang menyampaikan bahwa bukan hanya ledakan jumlah penduduk saja yang berdampak pada krisis pangan, tetapi juga kelangkaan air dan perubahan iklim. Perubahan iklim global banyak dituding sebagai salah satu penyebab penting terjadinya krisis air ini. Sirkulasi air secara global terpengaruh oleh adanya fenomena ini. Pola dan distribusi curah hujan sudah banyak berubah. Perubahan pola curah hujan yang terjadi dipastikan akan berimbas pada pola kekeringannya. Peningkatan suhu permukaan bumi juga menyebabkan menaiknya potensi penguapan air di permukaan tanah. Ini semua akan mempengaruhi sektor pertanian pangan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika tema World Water Day tahun 2012 ini adalah “Water and Food Securityâ€.
Bagaimana dengan negara kita?
PBB memproyeksikan bahwa tahun 2025 banyak Negara akan mengalami krisis air. Meskipun Indonesia termasuk 10 negara yang kaya air, tetapi negeri kita ini terancam menderita krisis air juga sebagai akibat dari lemahnya sistem pengelolaan pembangunan sumberdaya air dan lingkungan pada umumnya. Hal ini tercermin dari semakin menurunnya kualitas air baik air permukaan ataupun air tanah, fluktuasi debit air sungai yang sangat besar, inefisiensi dalam penggunaan air, dan regulasi yang masih sangat kurang mewadahi (lih. Dr Widodo Brontowiyono, Krisis Air dan Pangan, Kedaulatan Rakyat, 22 Maret 2012)
Marilah berbuat sesuatu demi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini secara lebih baik agar air dan pangan kita terjaga keberadaannya. Pengelolaan air yang bijak untuk menyelamatkan pangan dunia, tindakan kecil yang bijak dalam memakai air akan ikut menyelamatkan saudara kita yang lain dari kekurangan air dan pangan.
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment