Article Detail

Refleksi PJJ di Tengah Wabah Virus Corona

Antonius Wewan Kittynaen
Guru Agama - SMA Tarakanita 1 Jakarta

Belakangan ini dunia dikejutkan oleh sebuah virus yang bernama Corona. Virus ini menyebabkan angka kematian yang tinggi di seluruh dunia. Virus ini awalnya mulai berkembang di Wuhan, China. Wabah virus ini memang penularannya sangat cepat menyebar ke berbagai negara di dunia. Sehingga oleh World Health Organization (WHO), menyatakan wabah penyebaran virus covid-19 sebagai pandemi dunia saat ini.

Sudah banyak korban di seluruh dunia yang sudah terpapar oleh virus ini. Setiap hari selalu saja muncul berita tentang korban yang terpapar virus ini yang kian hari kian bertambah banyak. Penyebaran virus covid-19 menjadi penyebab angka kematian yang paling tinggi di berbagai negara dunia saat ini. Sudah banyak korban yang meninggal dunia. Bahkan banyak juga tenaga medis yang menjadi korban lalu meninggal.

Akibat dari pandemi covid-19 ini, pemerintah membuat berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.

Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan ini merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.

Berkaitan dengan hal tersebut, SMA Tarakanita 1 juga melaksanakan ketentuan yang dibuat pemerintah. Sudah sejak bulan maret, sejak virus Corona ini sudah mewabah, kami sudah melaksanakan WFH. Memang tidak mudah bagi saya untuk memulai sesuatu yang baru dengan kebijakan ini. Saya harus siap dan harus tetap terus belajar sesuai dengan tuntutan kerja yang diminta. Guru harus dapat menguasai perkembangan teknologi yang berkembang sangat pesat. Banyak program-program software dan pembelajaran online yang ditawarkan.

Beruntung sekali, SMA Tarakanita 1, dibawah naungan Yayasan Tarakanita telah sejak lama sudah menyiapkan hal ini dengan banyaknya pelatihan-pelatihan dan workshop pembelajaran Online. Mulai dari sistem penilaian yang sudah sejak lama menggunakan sistem online kemudian pelatihan software microsoft power point, Moodle, aplikasi zoom, google
classroom dan lain-lain. Intinya ada hal yang harus saya kembangkan dari pelatihan-pelatihan yang telah diberikan selama ini.

Menurut saya, pembelajaran daring membutuhkan kecerdasan dari pihak guru untuk mau belajar dan terus belajar. Guru dituntut untuk mampu berkreasi menggunakan banyak media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak. Salah satu contoh adalah video pembelajaran dari Youtube. Saya jadi ingat sharing orangtua murid tahun lalu yang menceritakan keadaan anaknya. Anaknya tersebut tahun lalu berhasil menduduki peringkat satu di kelasnya, kebetulan waktu itu saya yang menjadi wali kelasnya. Ibunya bercerita bahwa anaknya itu tidak memiliki guru les selama dia kelas 3. Siswi tersebut hanya mencoba belajar melalui video pembelajaran dari youtube. Di youtube menurut sharing ibu tersebut, siswi bisa belajar banyak dari pelajaran-pelajaran yang telah dia terima dengan berbagai macam topik. Itu baru satu contoh, sebenarnya masih cukup banyak contoh yang bisa kita dapatkan dari maraknya media online yang ada.

Media-media pembelajaran yang lain bisa juga dipakai asal kita mau belajar. Walaupun butuh ketenangan, ketekunan dan ketelitian dalam menggunakan perangkat-perangkat media pembelajaran online yang tersedia. Refleksi saya menggunakan media pembelajaran online yang ada adalah mau terbuka dan mau terus belajar untuk dapat terus mendampingi peserta didik. Penerapan pembelajaran online juga membuat saya berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Yang awalnya seorang guru sudah mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, kemudian harus mengubah model pembelajaran tersebut.

Namun dibalik program-program media pembelajaran online yang ada, muncul juga permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara online. Permasalahan itu adalah akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi. Siswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Di sampingi itu, saya merasakan tetap pembelajaran tatap muka merupakan pembelajaran yang lebih baik karena interaksi dan pendampingan bisa secara langsung dilakukan dengan peserta didik.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa melalui PJJ, guru dituntut kreatifitasnya untuk menemukan model pebelajaran dan cara belajar yang efektif bagi peserta didik. Sekali lagi butuh kesiapan, kreatifitas dalam mengembangkan PJJ dan yang pasti mau terus belajar dan belajar dari kesalahan. (awk)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment