Article Detail
Lelah Berujung Senyum, Cerita Siswa SMP Tarakanita Sabet Emas di Kompetisi Robotik World GreenMech 2025
Tim The Last Spark dari Tarakanita Gading Serpong Junior High School meraih medali Emas dalam ajang World GreenMech 2025. Medcom.id/Renatha Swasty
Taichung: Keberhasilan tim Indonesia di ajang GreenMech 2025 tak lepas dari kerja keras siswa masing-masing tim. Mereka rela mengulang latihan yang sama tiap hari demi hasil sempurna saat lomba.
Sebanyak 47 tim terdiri atas 160 siswa siswi Indonesia berlaga di ajang kompetisi robotik itu. Mereka merupakan wakil yang menang dalam kompetisi GreenMech Nasional 2025.
Salah satu yang menikmati hasil kerja kerasnya, yakni tim The Last Spark dari SMP Tarakanita Gading Serpong. Kerja keras sejak tahun lalu terbayar lunas dengan meraih medali Emas di ajang World GreenMech 2025 di Taichung, Taiwan pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Tim The Last Spark dari SMP Tarakanita Gading Serpong. Medcom.id/Renatha Swasty
Tim beranggotakan Adelard Gavin Diramoti Siagian, Darren Deangelo, Oswaldus Davin Aristianto, dan Jeremiah Dylano Kahuluge itu sudah menyiapkan diri sejak tahun lalu. Saat itu, mereka meraih medali Perak dalam ajang World GreenMech 2024 yang digelar di Unversitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.
Untuk mendapat hasil maksimal tahun ini, tim tak cuma berlatih. Mereka juga meningkatkan robot yang dibuat agar lebih baik lagi.
"Robotnya diganti, modelnya diganti," beber Darren ditemui usai kompetisi World GreenMech 2025 di Providence University, Taichung, Taiwan, Kamis, 7 Agustus 2025.
Tim The Last Spark berlaga di World GreenMech 2025. Medcom.id/Renatha Swasty
Tim mengikuti kompetisi kategori R4M Basic atau Robot for Mission yakni kompetisi merancang robot menggunakan prinsip saintifik berbasis STEAM dan membuat program koding agar robot dapat menyelesaikan misi. Pada kompetisi kali ini, robot ditantang memindahkan barang-barang di Terminal Pelabuhan Peti Kemas.
Tim mesti merancang tiga robot dengan perangkat seperti smartphone, pads, atau laptop. Semua misi mesti dilakukan selama dua menit dan barang dipindahkan di tempat yang telah ditentukan.
Darren mengungkapkan untuk mempersiapkan World GreenMech 2025, tim berlatih setiap Senin-Jumat. Intensitas latihan makin meningkat sebulan sebelum kompetisi berlangsung.
“Dulu paling cuma dua jam. tapi untuk ini setiap hari tujuh jam,” kata Darren.
Tim The Last Spark berlaga di World GreenMech 2025. Medcom.id/Renatha Swasty
Meski begitu, ada saja masalah yang terjadi. Saat di hari kompetisi tepatnya pada saat latihan sebelum penjurian, robot sempat mengalami kendala.
Latihan berulang-ulang kali membuat mereka siap menghadapi masalah yang terjadi serta mencari solusinya. Saat penjurian, robot dapat digunakan sempurna dan menyelesaikan seluruh misi.
Gavin mengaku senang dan bangga bisa mempersembahkan medali. Apalagi, hasil ini merupakan peningkatan dari tahun lalu.
"Senang dan bangga yaa sudah bisa menang Juara 1 di luar negeri," tutur dia
Untuk mempersiapkan lomba ini, tim juga diberikan kelonggaran untuk tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti siswa lainnya. Ketua tim, Adelard Gavin Diramoti Siagian, mengaku latihan cukup melelahkan.
Sebab, setiap hari mereka melatih hal yang sama untuk memastikan robot dapat berfungsi sempurna. “Lelah tapi terbayar,” ujar dia.
Sumber : Medcom (Renatha Swasty)
-
there are no comments yet