Article Detail

Kreativitas Tanpa Batas: Siswa Kelas 6 SD Santo Carolus Ciptakan Tata Surya 3D dan Presentasikan dengan Percaya Diri!


Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di SD Santo Carolus Tarakanita Surabaya selalu dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif. Salah satu proyek yang paling menarik di kelas 6 adalah pembuatan model 3D tata surya. 

Proyek tersebut bertujuan mengembangkan pemahaman siswa tentang sistem tata surya sekaligus mendorong kreativitas mereka. 

Proyek ini menjadi sarana bagi siswa untuk belajar secara kontekstual dengan praktik langsung, sehingga konsep-konsep yang sering kali abstrak, seperti jarak planet atau ukurannya, bisa dipahami secara lebih konkret.

Dalam kegiatan ini, siswa diberikan waktu untuk merancang model tata surya mereka menggunakan berbagai bahan yang dapat ditemukan di rumah atau di sekitar sekolah. Setiap siswa bebas memilih bahan apa saja, mulai dari kertas, karton, plastisin, dan clay. 

Beberapa siswa bahkan menggunakan lampu LED kecil untuk menggambarkan sinar matahari. Hal ini mendorong keberagaman ide dan kreativitas dalam merancang model masing-masing.

Para siswa mulai dengan mempelajari urutan planet-planet dalam tata surya serta perbedaan karakteristik tiap planet, seperti ukuran, warna, dan jaraknya dari matahari. 

Setelah memahami konsep dasar, mereka mulai membuat sketsa desain model dan mengukur proporsi setiap planet untuk diwakili dalam bentuk 3D. Mereka juga harus memperhitungkan jarak relatif antara planet-planet agar model yang dibuat tetap seimbang dan sesuai dengan skala tata surya.

Setelah model selesai, siswa diberi waktu untuk mempresentasikan karya mereka di depan teman-teman sekelas dan guru. Mereka tidak hanya menjelaskan komponen tata surya yang telah dibuat, tetapi juga menjawab pertanyaan dari guru dan teman-teman terkait fakta ilmiah yang mereka ketahui. 

Presentasi ini bertujuan untuk melatih kemampuan komunikasi siswa dan memperdalam pemahaman mereka mengenai sistem tata surya. Selain itu, sesi tanya jawab yang dilakukan juga mengasah kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan analitis.

Salah satu contoh karya yang menonjol adalah model 3D yang dibuat oleh Ael, salah satu siswa yang sangat antusias dalam proyek ini. Ael menggunakan bola-bola dari clay dengan berbagai ukuran yang diwarnai sesuai dengan karakteristik setiap planet. 

Bola-bola tersebut ia gantungkan pada sebuah rangka kayu sederhana yang digantung secara bertingkat, meniru jalur orbit masing-masing planet. 

Ael tidak hanya menggunakan clay sebagai planet, tetapi juga menambahkan cincin pada planet Saturnus dengan menggunakan kertas karton yang dicat perak, memberikan efek visual yang sangat menarik.

Saat mempresentasikan karyanya, Ael berbicara dengan penuh percaya diri. “Planet-planet ini saya susun berdasarkan urutannya dari matahari, mulai dari Merkurius yang paling kecil hingga Neptunus yang paling jauh. 

Saya juga memilih warna-warna yang sesuai, seperti Venus yang kuning keemasan dan Neptunus yang biru,” jelas Ael. Ia kemudian menambahkan, “Satu hal yang saya pelajari adalah bahwa meskipun planet kita, Bumi, terlihat besar, ternyata sangat kecil dibandingkan dengan planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus.”

Ketika diminta memberikan pendapat mengenai kegiatan ini, Ael dengan semangat mengatakan, “Awalnya aku tidak menyangka bahwa belajar tentang tata surya bisa seseru ini. 

Membuat model ini bukan cuma soal menghias planet, tapi aku jadi benar-benar mengerti tentang perbandingan ukuran planet dan jarak mereka dari matahari. Rasanya luar biasa bisa menciptakan tata surya versiku sendiri, dan aku jadi lebih tertarik untuk belajar lebih dalam tentang astronomi!”

Proyek ini memberikan manfaat besar bagi siswa kelas 6 SD Santo Carolus. Selain memperdalam pemahaman mereka tentang tata surya, kegiatan ini juga mengembangkan kemampuan lain yang tak kalah penting, seperti kerja sama, kreativitas, komunikasi, dan pemecahan masalah. 

Dengan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran berbasis proyek, mereka tidak hanya menjadi lebih aktif, tetapi juga mampu melihat keterkaitan antara teori yang mereka pelajari di kelas dengan aplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran ini juga menjadi ajang bagi siswa untuk mengekspresikan diri mereka. Setiap model yang dihasilkan oleh siswa memiliki ciri khas yang unik dan menunjukkan bagaimana kreativitas mereka berkembang. 

Pembelajaran di SD Santo Carolus selalu berusaha untuk mendorong siswa menemukan minat dan bakatnya, serta memberikan ruang bagi mereka untuk mengeksplorasi lebih jauh, baik dalam ranah akademis maupun kreativitas personal.

Dengan kegiatan seperti ini, siswa tidak hanya menguasai konsep IPAS secara mendalam, tetapi juga belajar untuk menyampaikan ide dan hasil karya mereka dengan percaya diri di depan orang lain.

Penulis: Diky Priyambudi

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment