Article Detail
HSPP, Tarakanita Peduli Lingkungan.
Kamis, 11 Februari 2021 Yayasan Tarakanita menyelenggarakan Hari Studi Pembantu Pelaksana (HSPP). HSPP dilaksanakan dalam rangka pengembangan kompetensi Pembantu Pelaksana di lingkungan Yayasan Tarakanita. Di dalam HSPP ini para Pembantu Pelaksana saling belajar satu sama lain mengenai banyak hal. Pada HSPP kali ini hadir sebagai narasumber bapak Hilarius Ignas Arwanto (PP kantor pusat) dan bapak Markus Widiaatmoko (PP SD Tarakanita 2 Jakarta).
HSPP kali ini diikuti oleh semua pembantu pelaksana dari tingkat unit karya, kantor wilayah dan kantor pusat di lingkungan Yayasan Tarakanita. HSPP dilaksanakan secara virtual karena masih berada dalam situasi pandemi covid-19, namun demikian tidak mengurangi semangat peserta dalam mengikuti kegiatan, hal ini tampak dari begitu banyaknya pertanyaan dari peserta pada sesi tanya jawab.
Pada bagian pertama bapak Hilarius Ignas Arwanto atau yang biasa disapa mas Wawan memaparkan cara membuat pestisita alami yang sangat ramah lingkungan. Berikut paparan mas Wawan:
PESTISIDA ALAMI: MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN
Cara mengendalikan hama tanaman:
- Untuk memusnahkan atau mencegah adanya hama tanaman
disarankan menggunakan pestisida ramah lingkungan atau pestisida yg alami
- Penggunaan pestisida kimia akan membuat hama menjadi
kebal, pencemaran lingkungan, menimbulkan hama baru dan menimbulkan bahaya
penyakit bagi pengguna/manusia
- Bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan
membuat pestisida alami yg ramah lingkungan yaitu; bawang putih, sereh,
kunyit, mindi, tumbuhan yang pahit (brotowali, pare, daun pepaya, dll)
- Kelebihan pestisida alami adalah murah dan mudah
dibuat sendiri, relatif aman terhadap lingkungan tidak menyebabkan
keracunan pada tanaman ataupun pengguna
- Kelemahan pestisida alami adalah daya kerjanya
lambat, tidak membunuh secara langsung, tidak tahan matahari, tidak tahan
lama disimpan dan harus disemprotkan berulang-ulang
Pestisida alami dari bawang putih.
Cara membuatnya:
- Ambil 3 - 5 siung bawang putih lalu haluskan
- Masukkan ke dalam botol lalu tambahkan dua gelas air
bersih
- Kocok-kocok campuran tersebut lalu diamkan selama
satu malam. Pestisida organik dari bawang putih pun siap digunakan
keesokan harinya
- Dapat juga ditambahkan sabun cair sunlight ¼ ujung
sendok teh
Pestisida organik dari tomat
Cara membuatnya:
- Siapkan beberapa buah tomat merah atau hijau,
iris-iris.
- Masukkan tomat ke dalam wadah besar bertutup lalu
tuangkan air sebanyak dua cangkir kecil.
- Biarkan campuran tersebut selama seharian agar sari
tomat dapat bersatu dengan air. Tutup toples dengan rapat.
- Setelah sehari, buka tutup wadah lalu saring sari
tomat.
- Tambahkan sari tomat dengan dua cangkir air bersih,
masukkan ke dalam botol
semprot, pestisida tomat pun siap digunakan.
*Campuran air dan sari tomat yang asam ini dapat digunakan untuk membasmi hama ulat dan juga kutu kuning
di bunga.
Pestisida organic dari daun papaya.
Cara membuatnya:
1.
Siapkan daun pepaya
sebanyak satu kilogram.
2.
Blender daun tersebut
dengan air sedikit demi sedikit
(atau tumbuk
sampai halus) hingga berbentuk seperti bubur.
3. Tuangkan ke
dalam wadah lalu tambahkan 10 liter air.
4. Aduk-aduk
hingga rata lalu simpan selama satu malam.
5. Setelah proses
pendiaman, saring larutan daun lalu gunakan
untuk
mengusir hama.
Pestisida nabati dari
sambiloto, bawang merah, bawang putih.
Cara membuatnya:
- Siapkan daun sambiloto satu genggam, bawang putih 3
siung, bawang merah 5 siung
- Haluskan ketiga jenis bahan tersebut
- Rendam dengan satu liter air
- Diamkan satu malam
- Saring dan semprotkan pada hama daun seperti kutu
putih yg ada di daun
Pestisida alami dari
jeruk nipis.
Pestisida alami dari
jeruk nipis ini untuk mengusir lalat buah yang menyerang buah / daun pada
tanaman.
Cara membuatnya:
1. Siapkan 20
lembar daun jeruk nipis yang sudah ditumbuk, 5 buah jeruk
nipis yang sudah diperas, 3 sendok makan
molase atau 2 sendokmakan
EM4 dan 4 liter air bersih.
2. Campur bahan
menjadi satu, aduk selama 4-5 menit hingga larut merata.
3. Masukkan
larutan ke dalam wadah tertutup dan diamkan selama 4-5 hari.
Cara penggunaannya:
Untuk penggunaan 2 sendok
makan pestisida alami ini, larutan dicampur dengan air satu liter, selanjutnya
dapat disemprotkan pada buah yang pentil agar dapat mengusir lalat buah.
Pestisida organik daun
bandotan, daun sirsak, daun pepaya dan bawang putih.
Cara membuatnya:
- Blender bahan-bahan: 3 siung bawang putih, 2
lembardaun pepaya, 20lembar daun sirsak, satu pohon bandotan
- Saring dan campur dengan 4 liter air
- Diamkan dalam waktu satu malam
*Penggunaaannya : satu
gelas cairan pestisida dicampur dengan 14 liter air dan
semprotkan pada hama.
Pestisida dari Bawang
putih dan lidah buaya
- 15 siung bawang putih dan satu batang lidah buaya yg
sudah dikupas, di blender hingga halus
- Campur dengan air ½ liter saat menghaluskan dengan
blender dan ½ liter lagi dituang setelah selesai diblender
- Saring dan diamkan selama 1 malam
- Pestisida sudah siap digunakan untuk mencegah dan mengusir berbagai hama yang ada di tanaman.
MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN DENGAN PUPUK KOMPOS PADAT DAN CAIR ORGANIK.
Langkah-langkah perawatan tanaman:
- Penyiraman
- Pemangkasan
- Pengendalian
hama
- Pemupukan
- Penyulaman
Pengertian dan manfaat pupuk kompos
Pupuk kompos merupakan jenis pupuk yang dibuat dengan cara
mendaur ulang sampah. Misalnya sampah makanan, dedaunan atau sampah organik
lainnya. Saat dibuang , sampah organik menghasilkan gas metana yang berpotensi
jadi gas rumah kaca. Hal ini dapat kita hindari dengan mengolahnya menjadi
pupuk kompos.
Pupuk kompos berguna untuk menambah zat organik dalam tanah
sehingga tanaman bisa tumbuh lebih subur, selain itu, pupuk kompos juga mampu
menyeimbangkan pH tanah, mengontrol suhu tanah, mengurangi erosi tanah dan
membantu tanaman menyerap nutrisi di sekitarnya dengan lebih maksimal, serta
mampu merangsang pertumbuhan batan dan daun.
Membuat pupuk kompos sendiri juga bisa menghemat uang ,kita
tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli pupuk dari toko atau tukang taman
supaya tanaman kita bisa tumbuh dengan subur.
Pupuk organik padat.
Pupuk kompos organik padat adalah pupuk yang berbentuk bahan
padat seperti bentuk onggokan, remahan, butiran atau Kristal yang telah
mengalami proses pengomposan sehingga tekstur dan warna telah menjadi homogen.
Bahan organik dapat berupa kotoran ternak, jerami padi atau sisa-sisa
dedaunan.
Pemakaian pupuk organik
padat langsung diberikan atau ditaburkan di media tanam atau
mencampurnya dengan tanah, bisa juga ditambah dengan sekam.
Pupuk organik cair.
Pupuk kompos organik cair adalah pupuk yang tersedia dalam
bentuk cair yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga
menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan
atau manusia.
Pemakaian pupuk organik cair adalah disiramkan ke media
tanam dan dapat juga disemprotkan pada batang dan bagian permukaan bawah dan
atas daun secara merata untuk merangsang pertumbuhan daun, dengan perbandingan
5ml pupuk cair : 1Liter air (1 : 200)
Waktu ideal penyemprotan adalah pagi hari sekitar pukul 06.00 - 09.00 dan sore hari sekitar
pukul 16.00 -18. 00. Untuk dosisnya perbandingan 1 ; 2 (penyemprotan pemukaan
bawah daun : penyemprotan batan dan akar)
Cara pembuatan pupuk
kompos organik berbahan dasar daun dengan tong komposter:
- Persiapan
alat dan bahan : Alat dan bahan dan bahan yang digunakan yaitu : Tong
komposter, Alat pencacah daun(mesin pencacah, gunting, golok, sabit ),
Tempat daun (ember, terpal,tempat sampah), semprotan air/sprayer, botol
atau drigen transaparan sebagai penampung pupuk cair, thermometer suhu,
gula pasir/merah, air, tanah, EM4 (bisa diperoleh di toko pertanian),
serta daun kering atau basah sebagai bahan dasar
- Memilih
dan menghancurkan daun : Daun kering dicampurkan dengan daun yang masih
segar (berwarna kuning atau hijau), dengan perbandingan 2 : 6. Kemudian
masukkan kewadah yang sudah disiapkan untuk dihancurkan atau di cacah
menjadi bagian yang lebih kecil, semakin kecil semakin baik.
- Pengomposan
dan pengadukan kompos : Siapkan tanah sebagai pelapisan. Sebelum daun
dimasukkan ke tong komposter, masukkan sedikit tanah sebagai lapisan
pertama. Kemudian masukkan daun yang sudah dihancurkan dan lapisi lagi
dengan tanah. Tahapan diulangi hingga daun habis. Setelah daun habis ,
bahan dipadatkan dan disiram/semprot dengan EM4 yang telah dicampur dengan air dan
gula pasir/merah dengan perbandingan 5mL EM4 : 2,5 gram gula pasir/merah :
250 ml air. Kemudian media/komposter ditutup dengan rapat, biarkan selama
6 minggu. Penggunaan EM4 untuk mempercepat proses pengomposan.
- Dalam
proses pengomposan bahan harus diaduk /dibolak balik agar mikroorganisme
tercampur rata. Dan agar suhu pada saat pengomposan tetap terjaga yaitu 40
derajat celcius. Pengadukan dilakukan minimal 2x seminggu dan
menyemprotkan kembali campuran EM4, gula pasir/merah dan air.
- Jika
tong komposter belum penuh karena keterbatasan daun yang ada, dapat
ditambahkan sewaktu-waktu dengan proses seperti langkah diatas, usahakan
penambahan dilakukan bersamaan dengan dengan proses pengadukan/pembolak
balikan. Jangan lupa memasang drigen atau botol penampung pupuk
cair,biasanya pupuk cair (air lindi akan mulai terproduksi setelah
pengomposan berjalan 1 minggu)
Setelah semua proses
pembuatan dilakukan (6minggu), kompos siap dipanen.
Langkah-langkah
pemanenan:
- Buka
tutup tong komposter dan keluarkan.
- Uraikan
dan biarkan sesaat sampai benar2 kering.
- Saringlah
dengan ayakan untuk memisahkan dari kotoran ataupun pupuk yang menggumpal
dan potongan daun yang belum terurai.
- Jika
pupuk yang menggumpal tidak hancur saat ditekan atau diayak dan masih
dtemukan potongan daun yang masih utuh masukkan lagi kedalam komposter
bersamaan dengan daun cacahan yang baru.
- Kompos
yang sudah diayak siap digunakan
Ciri-ciri kompos
yang sudah jadi dan baik digunakan adalah :
- Warna
kompos coklat kehitaman
- Aroma
kompos tidak menyengat, tetapi mengeluarkan aroma seperti tanah.
- Jika
dikepal akan menggumpal dan ditekan dengan lunak akan hancur dengan mudah
(kompos padat)
Keunggulan pupuk kompos organik:
1.
Pupuk Kompos Organik mengandung makro dan mikro
organisme tanah yang mempunyai pengaruh sangat baik terhadap perbaikan fisik,
biologis tanah dan kimia tanah.
2.
Pupuk Organik mengandung asam-asam organik
antara lain ; humic/asam humus (berpengaruh terhadap sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah yang bermanfaat untuk merangsang pertmbuhan dan perkembangan tanaman) , asam fulfic ( mengandung zat
pengatur tumbuh yang mempercepat pertumbuhan tanaman), hormon dan enzim (
hormon atau enzim yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhan dan perkebangannya)
yang tidak terdapat dalam pupuk buatan.
3.
Pupuk Kompos Organik mengandung unsur hara
lengkap yang lebih baik dibandingkan kondisi yang dimiliki unsur pupuk
buatan(anorganik)
4.
Pupuk Kompos Organik tidak memberikan dampak
buruk terhadap lingkungan, tetapi sebaliknya.
Kekurangan pupuk kompos organik:
1.
Kandungan
hara pupuk kompos organik relatif kecil, sehingga jumlah pupuk yang organik
yang diberikan relatif lebih banyak dibandingkan dengan pupuk anorganik
2.
Karena
jumlah yang digunakan banyak, perlu mengumpulkan bahan yang banyak dan tenaga
yang lebih dalam proses pembuatannya.
3. Reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk kompos oragnik tidak sespektakuler atau secepat pemberian pupuk buatan(anorganik)
Semoga dengan kegiatan kali ini para Pembantu Pelaksana di lingkungan Yayasan Tarakanita dapat ikut ambil bagian dalam gerakan KPKC yang digelorakan oleh lembaga (Frans Suyono)
-
there are no comments yet