Article Detail

Belajar Karakter dan Nilai Kebajikan dari Tzu Chi

Selain berkompetisi pelajaran melalui OSTAR Nasional, seluruh peserta juga diajak untuk belajar mengenai  nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan karakter melalui visitasi ke Yayasan Buddha Tzu Sci, Sabtu 16/11. Sambutan hangat dengan salam dan lagu menyambut kedatangan seluruh peserta di depan Aula Jing Si. Kesan pertama yang begitu menyentuh, membagikan tas kecil satu per satu sebagai tempat menyimpan sepatu, berbaris rapi berdua-dua dan berjalan secara teratur, membungkukkan badan sambil memberi salam menjadi bukti penghormatan dan penghargaan kepada seluruh peserta.

Sesampainya di aula, seluruh peserta diperkenalkan dengan apa itu Tzu Chi. Tzu Chi merupakan sebuah gerakan kemanusiaan dari banyak orang dengan usia, pengetahuan, profesi, dan latar belakang yang berbeda-beda. Mengusung nilai-nilai kebajikan, Tzu Chi memberikan kasih sayang  dan perhatian dengan sikap "melakukan dengan ikhlas dan menerima dengan sukacita". Semua insan Tzu Chi selalu dengan senang hati dan tanpa menyesal, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pemberian bantuan kemiskinan dan darurat, perlindungan kesehatan, memperkokoh dasar pendidikan dan kegiatan sosial budaya.

“Prinsip kebajikan dan welas asih Tzu Chi memberikan pelajaran bahwa kemurnian dan kesucian hati manusia dapat mengantarkan kehidupan ke arah kesejahteraan, jauh dari segala bencana, sehingga dunia dan kehidupan seluruh mahkluknya menjadi damai dan tenteram. Memberikan sentuhan kasih melalui berbagai kegiatan kemanusiaan merupakan prinsip kebajikan yang teramat mulia, lahir dan menginspirasi seluruh dunia Tzu Chi yang dibangun dan diwariskan oleh Master Cheng Yen”. Demikian penjelasan salah satu relawan yang memberikan pengenalan dan pemahaman kepada seluruh peserta tentang Tzu Chi dan karyanya.

Setelah bersama-sama berlatih dan mempraktekkan gerakan-gerakan bahasa tangan, seluruh peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk mengikuti tour seluruh area Jing Si. Mengagumi setiap ruang inspirasi, mengunjungi toko dan café, menyaksikan siaran Da Ai TV, juga menyempatkan diri mampir ke tiruan rumah asli Master Cheng Yen seperti di Chingsui, Taiwan. Selesai berkeliling, seluruh peserta diajak untuk menikmati makan siang yang semuanya serba vegetarian, belajar tentang tanggungjawab menghabiskan makanan yang diambil, serta mencuci dan membersihkan peralatan makan sendiri. Acara di ruang makan adalah acara terakhir rombongan di Tzu Chi. Bergegas meski tetap berjalan rapi dan teratur, seluruh peserta meninggalkan aula Jing Si menuju bus masing-masing. *ASK

 

  
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment