Article Detail
“Jika Aku Menjadi” Sebuah Refleksi Peserta Live In SMA Tarakanita Magelang
SMA Tarakanita Magelang kembali menggelar kegiatan live in setelah pandemi Covid-19 bagi 106 peserta didik kelas X di Desa Sumber, Magelang pada 24-26 Februari 2025.
Kegiatan ini bertujuan mengenalkan kepada peserta didik untuk terjun langsung ke masyarakat di mana mereka nanti akan mendapatkan pembelajaran hidup mandiri seperti melakukan kegiatan rutin sehari-hari seperti ke ladang/sawah.
Mereka juga menyapu, mencuci piring, memasak, menimba air, beternak, maupun bergotong royong dengan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan karakter Tarakanita Cc5+ agar benar-benar tertanam di pribadi setiap peserta didik.
“Dalam kenyataannya siswa-siswi kita mendapatkan pengalaman langsung segala kegiatan warga desa yang dilakukan sehari-hari, mulai dari mengupas bawang, membantu mengurus sawah, membantu mengurus burung dara, ikut mengurus kambing dan masih banyak lagi,” ungkap Pak Rajendra Guru SMA Tarakanita Magelang selaku guru pendamping Live in.
“Harapan saya semoga program ini dapat menjadi program tahunan yang dilakukan SMA Tarakanita Magelang agar siswa-siswinya bisa memiliki kepekaan sosial yang lebih tajam” lanjut Pak Rajendra.
Secara khusus kegiatan live in kelas X tahun 2024/2025 ini lebih menekankan pada profesi atau pekerjaan yang dijalani masyarakat di desa. Hal ini didukung dengan perkembangan digitalisasi di mana generasi muda dihadapkan pada tantangan untuk memahami dan menghargai berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Khususnya profesi dalam bidang ekonomi lokal seperti home industry. Sebagai salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, home industry tidak hanya mencerminkan kreativitas dan kemandirian masyarakat, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran yang relevan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan adaptasi, kerja sama, dan inovasi.
Melalui program live in ini, peserta didik SMA Tarakanita Magelang akan diajak untuk tinggal bersama keluarga yang mengelola home industry. Selama kegiatan, peserta didik tidak hanya mengenal proses produksi dan pengelolaan usaha kecil, tetapi juga belajar menghargai kerja keras dan semangat masyarakat dalam mempertahankan kemandirian ekonomi.
Dalam kegiatan live in ini siswa didampingi oleh tim Gratia Live In Sumber. Di hari pertama peserta didik diajak berkegiatan untuk melakukan kunjungan home industri.
Dalam kunjungan tersebut peserta didik berkesempatan untuk mengolah makanan maupun produk secara langsung, diantaranya yaitu pembuatan ice cream dari susu kambing, mengolah singkong menjadi pothil yang merupakan camilan khas Magelang, membuat eco-print, dll.
Pada kegiatan hari kedua, di pagi harinya peserta didik diajak oleh tim Gratia untuk melakukan kegiatan outbound. “Tujuan diadakan outbound ini untuk menanamkan pendidikan karakter serta anak-anak dapat belajar dengan alam” ungkap Pak Yun salah satu pendamping dari tim Gratia.
Selepas outbound anak-anak menikmati santapan nasi doa secara bersama-sama. Nasi doa tersebut dibuat oleh ibu-ibu warga Sumber yang dalam proses pembuatannya didaraskan doa-doa untuk peserta didik supaya memiliki pribadi dan karakter yang baik.
“Prasangka buruk bahwa tinggal di desa akan membosankan terbantahkan ketika berbagai kegiatan: ekonomi kreatif, jelajah alam, pensi yang membuat anak-anak nyaris tak punya waktu senggang.
Serta warga desa yang menyambut dengan sangat ramah, memperlakukan peserta live in seperti keluarga sendiri, hal tersebut belum tentu didapatkan ketika mereka tinggal di lingkungan mereka selama ini” ungkap Bu Kristanti, Wakil Kepala SMA Tarakanita Magelang bidang kesiswaan.
“Live in mengajarkan saya untuk hidup secara mandiri dan berkecukupan. membuat saya sadar bahwa kehidupan ini perlu yang namanya menghemat dan bersyukur. kebersamaan menjadi kunci utama untuk keluarga agar tetap berkomunikasi dan menjadi keluarga yang harmoni,” ungkap Jaden salah satu peserta live in kelas X.
Hal serupa juga dirasakan oleh Nadine A yang mengungkapkan “Tentu kegiatan live in ini bermanfaat bagi saya dan teman-teman saya. Kami belajar mandiri, bertanggung jawab, hidup sederhana, dan yang paling penting yaitu sopan santun,” ungkap Nadine A.
“Jaman ini orang banyak mengeluhkan tentang kesopanan anak-anak jaman sekarang. Menurut saya kegiatan live in seperti ini sangat sangat bisa membantu para orang tua untuk mengajarkan anaknya bersopan santun. Pada saat live in, kami tidak memegang handphone, justru kami menjadi bisa merasakan bahwa tidak menggunakan gadget seharian bukan hal yang buruk,” jelas Nadine.
“Kami belajar bahwa berkumpul bersama teman, berinteraksi dengan orang lain jauh lebih bermakna, bermanfaat, dan menyenangkan. Live in akan menjadi pengalaman yang sangat baik bagi saya dan tidak akan saya lupakan.” jelas Nadine lagi.
Dalam puncak malam live in, kegiatan ditutup dengan pentas seni dari setiap kelompok, ada yang menari, bernyanyi dan bergerak, serta menampilkan drama.
Sebelum pentas seni, peserta didik diajak untuk mengikuti misa penutup yang dipimpin oleh Romo Jonathan Billie. CA, Pr. Yang akrab dipanggil dengan sapaan Romo Billie.
Dalam homilinya, Romo mengajak peserta didik untuk merefleksikan apa saja yang sudah mereka pelajari saat mengikuti kegiatan live in selama 2 hari ini.
“Melalui kegiatan live in siswa diharapkan dapat menyiapkan diri untuk berani ditempa serta menyiapkan diri untuk mau dibentuk menjadi pribadi yang berkarakter, semoga siswa SMA Tarakanita Magelang dapat menjadi pribadi yang berkarakter dan berkualitas” ungkap harapan Romo Billie.
Selepas dari kegiatan live in ini, diharapkan peserta didik dapat membentuk karakter yang lebih mandiri, peka, peduli, bertanggung jawab, serta disiplin. Nilai Compassion dapat dihayati melalui interaksi dengan masyarakat yang penuh empati dan kepedulian.
Nilai Celebration tercermin dalam apresiasi terhadap keberhasilan kecil maupun besar yang dicapai masyarakat. Sedangkan nilai Conviction akan terasah melalui pengalaman menghadapi tantangan, serta komitmen untuk menjadi individu yang berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
Penulis: Hilaria Ade Sinta
-
there are no comments yet