Article Detail

ANTARA TANJUNG PRIUK, JL. POS, dan SALEMBA

Tepat pukul 05.15 WIB, Bis yang membawa rombongan para Wakil Kepala Sekolah  Tarakanita Jakarta,   para Suster yang berkarya di pendidikan dan Panitia Napak Tilas  bergerak dari dari titik kumpul di kantor Pusat Jalan Salemba 23 menuju Pelabuhan Tanjung Priuk. Jalanan masih lengang, jauh dari bising , panas  serta  macet. Pagi itu hari Sabtu, karyawan kantoran seperti biasanya di Jakarta, adalah hari libur. Tidak sampai 30 menit waktu tempuh kami perlukan dan sudah sampai di Pelabuhan Tanjung Priuk. Kondisi dermaga yang kami tuju adalah sesuai dermaga ketiaka kapal Vondel buang sauh dan jangkar ditaruh untuk berlabuh.  Kondisi matahari belum terang benar, masih sejuk meskipun jalur kami,  kiri kanan bukan nyiur melambai lagi, melainkan tumpukan kontainer. Begitu turun Bis,kami dipersilakan masuk di ruang pertemuan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priuk.

Bapak Lister dan stafnya  dari otoritas Pelabuhan Tanjung Priuk menerima kami. Seperti di Napak Tilas I (3/11/2018), dengan ramah kami diterima di ruangan tersebut. Setelah sepatah dua patah sambutan dan penyerahan kenangan berupa vandel/plakat, kami mengadakan ibadat.

Tanah airku Indonesia, negeri elok amatku cinta,

Tanah tumpah darahku yang mulia

Yang kupuja sepanjang masa

 

Lagu itu kami nyanyikan selesai ibadat Tentu kami hayati, tentang pantai pada pukul 06.00 tepat, ada baberapa kapal tongkang nelayan, jajaran pohon kelapa, dan belakangnya tentu kota Batavia sebagai tanah misi yang dituju, ketika kesepuluh Suster dengan aneka perjuangan telah sampai pantai harapan. Ibadat selesai kami dipersilakan untuk ke dermaga. Dari dialog dan obrolan antar kami, tentu muncul berbagai hal terkait terutama mencoba memperbandingkan soal lokasi yang sekarang dengan 100 tahun yang lalu, ketika kapan Vondel yang membawa para Suster dalam perjalanan jauh Belanda-Norwegia-New York-San Fransisco-Hawai Honolulu-Jepang-Indonesia.

Perjalanan dilanjutkan ke Biara Ursulin di Jalan Pos Jakarta Pusat, tempat pertama kali para Suster CB berada di Batavia. Kami diajak kapel ketika para Suster sujud syukur atas bmbingan dan penyertaannya sehingga benar-benar sampai di tanah misi, yakni Indonesia. Kami kagum dengan bangunan biara Ursulin yang masih berdiri megah sekaligus teduh. Kami beribadat di kapel meskiun kecil tapi manis serta suasana religi segara merasuk mendorong orang yang di dalamnya untuk khusuk berdoa. Beberapa saat kami beribadat sambi tetap mencoba menghadirkan 10 Suster yang tentu kelihatan lelah tetapi semangat ketika tiba di Indnesia dan selama tiga minggu menginap di biara Ursulin ini.  Kamar tidur tempat para tamu menginap-termasuk para Suster CB masih  rapi serta lengkap,.

Selesai ramah tamah dengan para Suster Ursulin, dan kami boleh berfoto bersama di depan patung Santa Angela. Kami berpamitan untuk melanjutkan  ke tampat terakhir yakni biara Carolus di Salemba.  Tepat pukul 11.20 WIB,  kami tiba di Biara Carolus dan langsung masuk ke kapel Carolus untuk mengikuti misa. Ucapan proficiat dan syukur oleh Romo Adi Prasojo Pr, menyapa kami ketika misa dimulai. Pukul 11.00 siang ketika sudah memaknai 2 tempat yakni Tanjung Priuk dan Biara Ursulin, rasa agak capai dan sedikit ngantuk, tetapi tetap semangat  memaknai awal perjuangan para Suster-Suster CB di tanah misi ibu pertiwi, di tempat karya CB dimulai. Setelah itu kami diajak ramah tamah dan makan bersama dengan pera Suster CB di Biara Carolus.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment