Article Detail

Selalu Ada Sisi Positif dari Setiap Kejadian Buruk

Yovita Vera Christina, S. Pd

Guru Matematika - SMP Tarakanita 2 Jakarta

 

Saat sekolah harus berhenti untuk tatap muka karena pandemi Covid-19, kita semua risau akan hal ini. Risau akan hal pembelajaran, penyampaian materi, risau akan hal-hal kecil yang terjalin bersama siswa tetapi sekarang tidak lagi bisa kita lakukan. Namun apakah hal ini berarti pendidikan harus berhenti? Tidak juga. Dengan melalui banyak media, pendidik berusaha untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sehingga materi pelajaran tetap tersampaikan sesuai dengan indikator-indikator yang telah tersusun. Para Pendidik dan Tenaga kependidikan dipaksa berinovasi dengan pembelajaran jarak jauh. Ada yang menggunakan medsos, broadcast/streaming ada pula yang menggunakan video conference.

Terlebih untuk pelajaran matematika, penjelasan dirasakan kurang apabila hanya disampaikan melalui teks. Maka sudah menjadi kebiasaan saya untuk menyampaikan materi secara langsung (melalui live ig, google meet, atau zoom meting) meskipun siswa sudah mempelajari materi yang akan saya jelaskan melalui youtube pembelajaran saya yang saya share satu atau dua hari sebelum live.

Keaktifan lembaga-lembaga di bidang pendidikan untuk mengembangkan guru Indonesia juga sangat gencar di masa pandemi ini, salah satunya adalah pembantik. Saya ikut mendaftar sebagai anggota pembantik. Dari situ saya diajak share oleh salah satu orang yang bertanggung jawab dalam pembantik dan juga di BPMPK mengenai proses pembelajaran saya di sekolah. Saya menceritakan bahwa di sekolah saya menerapkan sistem FLIPPED CLASSROOM, dengan menfaatkan teknologi yang tren di kalangan siswa yaitu Youtube dan Instagram. Terlebih ada dukungan juga dari Yayasan Tarakanita untuk para guru dalam pengembangan kompetensi di bidang TIK sehingga hal ini juga mempermudah saya dalam menemukan pengembangan passion saya sebagai guru di era pembelajaran abad 21. Kebetulan di BPMPK (Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan) yang merupakan salah satu UPT Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pun terusik dan harus mengambil peran. Melirik dan menganalisis beberapa media social yang ada akhirnya BPMPK mencoba berperan di salah satu media social yang popular di kalangan remaja, Instagram. Dengan menggandeng guru dari berbagai wilayah untuk melakukan Live Streaming Pembelajaran melalui Instagram @bpmpk_kemdikbud dengan metode berbagi layar (Sharing Screen).

Saya diajak untuk gabung membantu mengisi sesi tersebut. Awalnya merasa belum pantas untuk gabung bersama mereka karena ini skala besar, tapi berkat dukungan Kepala Sekolah (Ibu Kristina Winarti, M.Pd) dan rekan-rekan kerja di SMP Tarakanita 2, saya memberanikan diri mencoba  untuk membantu mengisi materi live ig di BPMPK khususnya Matematika SMP kelas 7. Ada rasa bahagia tersendiri ketika bisa berbagi di sini. Bukan karena bangga tetapi karena saya bisa ikut membantu belajar siswa Tarakanita khususnya dan siswa SMP pada umumnya. Tidak ada hal baik yang akan kembali sia-sia. Saya percaya bahwa apa yang sedang terjadi ini adalah cara Tuhan untuk membuat saya dan juga rekan-rekan guru semua untuk lebih berkembang, baik dalam hal pengajaran maupun dalam hal meningkatkan potensi diri. We have to push our limit. Di saat ada kesempatan yang mungkin bagi kita adalah hal yang sulit untuk dijalankan, sebaiknya tetap kita coba karena hal ini akan berguna untuk diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Memulai hal baru memang tidaklah mudah. Ada yang memilih mundur sebelum mencoba. Padahal jika kita memberanikan diri sekali saja, mungkin kita akan menemukan hal yang luar biasa. Mulailah mencoba dan terus mencoba, jangan takut gagal. Jika kita berhasil kita akan bahagia. Jika tidak, kita akan lebih bijaksana. Tuhan Memberkati. (yvc)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment