Article Detail

Menyalakan Api Karya di Tengah Pandemi


(Refleksi mengisi  PJJ via TV di tingkat Kota Bengkulu)


“Serahkan segala kekuatiranmu kepada
-Nya,sebab Ia yang memelihara kamu”  (1 Petrus 5:7)

“....penyelenggaraan Ilahi telah mengurus segala-galanya....”     (EG.60)

Ketika informasi pandemi ini mulai merebak banyak orang diliputi rasa cemas khawatir , tak terkecuali saya. Banyak hal tidak jelas mulai terbayang , baik itu kehidupan pribadi, keluarga dan pekerjaan.

Yah, tak jelas dan mengkhawatirkan bahkan menakutkan karena saat itu informasi-informasi dari berbagai tempat datang silih berganti merujuk bagaimana nasib dan keadaan mendatang , termasuk bagaimana situasi pendidikan yang terancam tak menentu. Di tengah-tengah suasana pandemi Covid 19 dan berbagai informasi yang terus mengalir semakin deras, Yayasan Tarakanita tetap berhati-hati  dalam mengambil kebijakan, dan kemudian memutuskan untuk mengadakan PJJ daring.

Baik sekolah swasta maupun sekolah negeri di Bengkulu membuat keputusan untuk melaksanakan pembelajaran online sementara para siswa tetap berada di rumah. Hal  ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus covid 19. Setelah beberapa saat sekitar awal April Dinas Pendidikan Kota bengkulu mengadakan pembelajaran via TV bekerjasama dengan TV setempat yakni RBTV (Rakyat Bengkulu TV)  untuk jenjang Sekolah Dasar, BETV (Bengkulu Ekpres TV) untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama dan TVRI Bengkulu untuk jenjang Sekolah Menengah Atas.

Hingga pada suatu saat saya mendapat telephon dari Kepala Sekolah yang menyampaikan kepada saya untuk menghadiri pertemuan di Dinas Pendidikan Kota sebagai pengajar dalam program Pembelajaran via TV tersebut pada mata pelajaran PPKn. Campur aduk perasaan dan pemikiran saya ketika menerima informasi tersebut. Antara perasaan apakah saya mampu mengambil bagian mengisi  program tersebut , perasaan ragu, mengapa saya yang dipilih, padahal ada guru inti atau guru berprestai di kota Bengkulu. Sementara saya juga harus memenuhi tugas PJJ siswa saya di SMP Sint Carolus yang sudah terjadwal, di sisi lain saya sabagai orang tua dari 2 anak saya yang duduk di kelas 2 dan 6 SD yang juga membutuhkan pendampingan dalam PJJ juga. Di  tengah kebingungan itu hati kecil saya mengatakan bahwa ini panggilan dari Tuhan lewat Dinas Pendidikan dan dinas memberi kepercayaan pada saya, maka saya memutuskan untuk bergabung dalam program ini. Saya merasa Tuhan memakai diri saya untuk berbuat sesuatu untuk sesama di tengah pandemi Covid 19 ini. Saya boleh melayani dengan hati melalui profesi sebagai guru.

Hari - hari berikutnya saya mempersiapkan materi, disini saya juga melibatkan peserta didik dalam penyampaian materi tentang pencegahan covid 19 dalam bentuk video. Kami  membuat grup WhatsApp untuk Tim Pengajar Mapel PPKn, saya sangat bersyukur kelompok kami sangat solid , kami saling bertukar pikiran tentang materi, metode, video, gambar dll. pokoknya kami saling menguatkan jika teman kami tampil maka yang lain selalu datang untuk memberikan dukungan, sehingga apa yang akan kami sampaikan  dapat dipahami oleh peserta didik. Hal yang sangat berkesan bagi saya yaitu ketika saya konsultasi materi ajar yang akan ditayangkan crew BETV dengan sabar membimbing saya dan juga teman-teman yang saling mendukung dalam tugas ini.

Program ini disebut  Home Schooling Dinas Pendidikan Kota Bengkulu. Kebetulan selama ini saya ikut  MGMP Kota Bengkulu jadi relasi yang cukup baik dengan para guru inti, para pengawas sangat membantu saya dan kawan-kawan tim dalam mempersiapkan segalanya.

Kegiatan ini dimulai tanggal 13 April 2020 untuk siswa SD, SMP, dan SMA. Meski yang mengadakan Dinas Pendidikan Kota tetapi tentu diikuti atau dilihat oleh  siswa di seluruh wilayah propinsi Bengkulu dan masyarakat luas karena di kabupaten lain di Bengkulu belum ada stasiun TV dan tampaknya dinas pendidikan di kota lain juga mengikuti program ini. Itulah juga yang menjadi pemikiran bagi kami khususnya bagi saya, akan ditonton oleh banyak orang ini, live streaming, tidak hanya para siswa , kemungkinan orang tua siswa dan khalayak umum yang lain ada yang menonton tentu faktor grogi  lumayan mendominasi perasaan saya. Maklum saya bukan insan film yang sudah terbiasa di depan kamera, dengan lampu yang sangat terang, dan baru pertama kali tampil di TV. Dari sini saya belajar tampil tidak hanya di depan siswa tetapi juga di depan publik.

Tiba saatnya teman kami mengajar untuk pertama kalinya bagi siswa kelas 7. Pengalaman pertama sangat berharga. Faktor grogi/mental dan ketenangan sangat utama. Dari pengalaman pertama itulah kami menyempurnakan tampilan-tampilan berikutnya. Dan tiba giliran saya mengisi untuk kelas 9, setelah persiapan, simulasi, konsultasi, akhirnya saya bisa menjalankannya. Lega hati saya setelah selesai, walau saya merasa masih ada kekurangan karena gugup.

Nilai-nilai yang disampaikan pada pembelajaran kali ini yaitu tentang menghargai keberagaman, toleransi dan tenggang rasa/tepo seliro.

Setelah tiga pekan program ini berjalan, di pekan keempat ada program evaluasi. Pada kesempatan ini menayangkan diskusi evaluasi mengadakan sesi dialog interaktif dengan narasumber  pengawas mata pelajaran, kepala sekolah dan satu guru mata pelajaran.  Meski bukan saya yang tampil dalam sesi dialog ini tapi saya tetap hadir untuk memberikan dukungan.

Demikianlah program Home Schooling ini terlaksana. Kami belum tahu apakah program ini masih dilanjutkan atau tidak yang jelas saya pribadi merasa bersyukur dapat menjalankan tugas ini .Tugas yang cukup berat sementara saya merasa tidak mampu, malu, grogi dll. namun syukur kepada Allah , banyak pihak yang membantu saya menjalankan tugas ini. Itulah pertolongan dari Tuhan yang memelihara umatnya, seperti ayat yang saya kutip di atas.

Sungguh saya merasa tidak bisa apa-apa, saya bukan siapa-siapa, tetapi karena Tuhan yang mengutus saya  , maka saya berusaha menjalankannya, setelah program Home Schooling ini terlaksana banyak ucapan selamat yang datang kepada saya . Ada sekilas rasa bangga , tetapi  saya merasa masih banyak kekurangan, saya bersyukur karena saya boleh melakukan ini walaupun belum seberapa.

Lebih dari itu saya persembahkan semua ini ke hadirat Tuhan untuk kemuliaanNya yang nyata pada kehidupan pribadi dan karya tentu dengan harapan semoga hal kecil yang saya jalankan ini yang masih banyak kekurangan dapat bermanfaat khususnya bagi peserta didik di masa pandemi ini. Teriring doa semoga pandemi Covid 19 ini segera berakhir.

Saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman tim kerja Home Schooling, crew BETV yang sangat kooperatif membantu , Yayasan Tarakanita yang sudah mengijinkan dan mendukung saya , dan semua yang sudah membantu, mendukung memberi semangat, mendoakan sehingga berjalan lancar. Semoga menjadi berkah bagi kita semua. (tes)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment