Article Detail

MELAKSANAKAN MOPDB DALAM SEMANGAT BUNDA ELISABETH

 
           Masa Orientasi Peserta Didik Baru(MOPDB) adalah saat yang paling baik bagi peserta didik baru untuk mengenal lebih dekat terhadap lingkungan sekolah yang baru. Mengenal lingkungan yang baru adalah mengenal awal wajah asli sekolah yang baru. Yang dimaksud di sini dengan lingkungan sekolah yang baru adalah ruangan baru, guru baru, teman baru, situasi belajar baru, bahkan tata pergaulan baru, dsb. Dalam  pelaksanaan pernah menggunakan istilah MOS (Masa Orientasi Sekolah) di kampus-kampus pada jenjang perguruan tinggi sering dipakai istilah OPSPEK (Oreintasi Program Studi dan Pengenalan Kampus.  istilah umum dan cenderung berkonotasi tertentu diistilahlah t perploncoan. Namun, dari semua istilah tersebut mengandung makna pengenalan lingkungan sekolah/Kampus, tradisi tata pergaulan sekolah/kampus, serta proses belajar mengajar maupun kegiatan ekstrakurkuler. Oleh karena itu, MOPDB dilaksanakan dengan pemahaman; 1) di luar lingkungan sekolah, 2) kegiatan dengan situasi perploncoan dengan pakaian dan sanksi yang tidak edukatif.
                Dua hal di atas sebenarnya dengan jelas hendak mengatakan, acara perkenalan macam apa yang bisa  kita jadikan acauan dalam melak sanakan MOPDB di sekolah-sekolah kita. Apakah acauan itu mempunyai korelasi dengan arah dan standar pendidikan Tarakanita? Tulisan sederhana ini hendak mengajak kita semua menerapkan semangat dan spiritualitas Bunda Elisabeth dalam mengelola pendidikan termasuk MOPDB.  

                Waktu itu kami mulai menerima anak-anak miskin, dengan maksud membangun dasar baik dalam batin mereka.(EG, 51).Ada kata kunci yang jelas.. yakni anak-anak miskin dan dasar baik dalam batin mereka.

Apakah itu bahwa peserta didik baru kita, kita posisikan sebagai warga masyarakat kelas bawah atau di bawah garis kemiskinan secara sosial dan materi? Sebagaimana pemahamana dalam pskologi perkembangan bahwa peserta didik adalah pribadi yang perlu dikembangkan. Orang yang perlu dikembangakan adalah orang yang belum mengalamai kepenuhan.
                Kata kunci yang kedua adalah membangun dasar baik dalam batin mereka. MOPDB adalah sarana untuk memberikan pengalaman yang baru kepada peserta didik baru. Pertanyaannya adalah pengalaman seperti apa yang dapat membangun dasar baik dalam batin peserta didik baru? Perploncoan dengan berlindung di balik melatih menta, daya juang dsb apakah merupakan penanaman dasar yang baik kepada batin siswa baru.
                O...... pecinta hatiku yang manis,
                berilah aku bagian dalam duka_MU
                O.....Surya Ilahi, turunkan dalam hatiku,
                Agar tertusuklah aku, oleh cahaya kasih-Mu
                Ya Allah ...,(....) tembuslah hatiku, sehingga akau tak dapat bicara lagi...
                Tetapi semoga kurasai duka_Mu
               Dan aku akan mencucurkan airmataku
 
            Mengacu pada doa yang indah dan lembut serta manis di atas maka dalam MOPDB hendaknya dikemas tentang pengembangan batin yang baik dengan berbela rasa bagian dari duka dan luka Sang Kristus.Dalam rangkaian kegiatan tersebut muaranya lebiih pada sikap berbelarasa (Compassion). Hal ini menjadi corevalue Tarakanita, maka compassion hendakya ditonjolkan menjadi pilar penting dalam penanaman nlai  batin yang baik. Hal ini peting dilakukan karena di lapangan masih sering dijupai bahwa MOPDB bahwa yang ditonjolkan dari MOPDB lebih pada keanehan-keanehan dalam kostum dan segala dinamika yang ada.

Semoga hatiku bernyala-nyala karena cinta, buatlah aku cakap dalam pengabdian-Mu, tetapi tidaklah bermanfaat bagiku sajapun juga bagi keselamatan sesama manusia..
               Harapan menjadi pribadi yang baik, sekaligus cakap dan kompeten telah dirumuskan dalam Visi Tarnakanita. Bahwa menjadi  memebrikan pelayananpun selain tulus diperlukan kecakapan dan. Maka kecakapan dan kompetensi perlu terus ditingkatkan. Kualitas pembelajaran, kualitas guru, kualitas sarana dan prasarana penunjang diperlukan untuk menghasilkan peerta didik yang kompeten. Namun, hal inipun belum cukup, bahwa menjadi orang yang kompeten adalah penting, tetapi kompetensi yang bermanfaat bagi orang lain. Dalam kaitannya dengan MOPDB ini perlu ditanamkan kegiatan dalam pengembangan intelektual sekaligus kepedulian terhadap sesama. Kegiatan yang bersifat hura-hura dan remeh perlu dikesampingkan. MOPDB yang hanya tampak dari kostum yang aneh, kegiatan yang asal seru dipandang dari kacamata guru pembimbng dan kakak-kakak kelas yang  jadi panitia (kakak senior) hukuman yang tak beralasan, dll adalah bukan MOPDB tetapi adalah perploncoan.
                Yang namanya perploncoan-meskipu  mengatakan sebagai pembinaan mental, dan katahanan –tetep saja namanya perploncoan. Parah lagi jika sampai pada kekerasan fisik, kegiatan semacam ini adalah MOPDB yang tidak mempunyai arah yang jelas. Oleh karena itu, sekali lagi bahwa MOPDB adalah sarana bagi peserta didik baru untuk bisa menjadi anggota komunitas yang baru. Untuk menjadi angota komunitas, sudah seyogyanya berangkat dari rasa ingin mengenal dalam suasana hati yang gembira. Selamat datang Peserta didik baru di sekolah Tarakanita. (Yustinus S Mayanto)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment